Epilepsi/Ayan dan Kejang Tanpa Demam

Kejang tanpa demamBila anak mengalami kejang tanpa diawali dengan demam, kemungkinan penyebabnya ada beberapa hal :

  1. Keturunan: Orangtua yang pernah mengalami epilepsi pada masa kecilnya, dapat menurunkan epilepsi tersebut kepada anak-anaknya..
  2. Neurologis: Trauma lahir, benturan di kepala, tumor otak, pendarahan otak, atau bisa juga akibat kekurangan oksigen.
  3. Non-neurologis: Misal karena kekurangan elektrolit akibat muntah, diare, gangguan peredaran darah, keracunan obat, atau bisa juga akibat gula darah yang rendah.

Kasus kejang tanpa demam, terbanyak ditemui pada anak usia kurang dari 6 bulan. Bila hal ini terjadi berulang, orang tua perlu waspada akan kemungkinan anak menderita epilepsi. Pada usia ini, kejang demam tidak hanya berbentuk kejang, namun yang sering terjadi juga adalah mata anak juling ke atas, tangannya seperti gemetar atau bibirnya berkedut.

Bila anak mengalami kejang, maka hal yang harus dilakukan adalah:

  1. Longgarkan pakaian dan lepaskan apapun yang menghambat jalan napasnya.
  2. Miringkan tubuh, agar air liur yang biasanya keluar, bisa dialirkan ke samping dan tidak membuat tersedak.
  3. Jangan mencoba memberikan anak minuman apapun termasuk kopi yang dipercaya sebagian orang dapat menghentikan epilepsi. Hal tersebut malah dapat membahayakan anak.
  4. Segera larikan anak ke Rumah Sakit, usahakan kejang tidak lebih dari 3 menit agar tidak banyak sel-sel otak yang rusak.

Dari 100 bayi baru lahir yang mengalami kejang tanpa demam, 25 bayi akan mengalami kejadian serupa dalam masa 7 tahun, dan dari mereka yang mengalami kejang ulang, 19 bayi diantaranya menderita epilepsi. Sebaiknya siapkan obat antikejang di rumah untuk berjaga-jaga bila anak punya riwayat kejang.

Bila anak terkena epilepsi, tidak perlu khawatir berlebihan karena anak dengan epilepsi bisa tumbuh seperti anak normal lainnya. Prestasi belajarnya pun tidak kalah dengan anak normal, kecuali bila memiliki gangguan pertumbuhan atau memiliki kelainan lahir. Lakukan kontrol rutin setiap tiga bulan sekali, selama tiga tahun. Apabila baru dipantau selama setahun dan epilepsi sudah kambuh, maka hitungannya dimulai lagi dari nol, dan pantau lagi hingga bisa dilalui masa tiga tahun tanpa kambuh.

Tinggalkan komentar